Selasa, 26 Oktober 2010

I Lapung Tau Tolo


  Pada zaman dahulu kalah, hiduplah seorang pemuda yang diberi nama, I Lapung Tau Tolo “ orang bodoh”. Sejak  menginjak dewasa, I Lapung Tau Tolo,  tidak lagi mau bermain dengan teman sebayanya, tidak lagi mau membantu orang Tua nya, entah apa yang sedang di pikirnya, sehingga Dia hanya berdiam diri di rumah.
  Pagi  itu, Ibu I Lapung tau Tolo, melihat anak semata wayangnya sedang bermain ayunan, karena tidak seperti biasanya. Ibu  I Lapung tau Tolo pun, bertanya, kamu kan sudah besar kenapa kamu main ayunan?  I Lapung tau Tolo pun, turun dari ayunan nya dan mengulang perkataan  Ibu nya itu, oh.. Aku suda besar dan pergi begitu saja. Ke esokan harinya, Ibu I Lapung tau Tolo mendapati I  Lapung tau Tolo, sedang loncat-loncat di atas tempat tidurnya. Melihat hal itu, Ibu I Lapung tau Tolo pun menceritakan tentang hal-hal yang tidak seperti biasanya dilakukan I Lapung tau Tolo, mendengar hal itu, Ayah I Lapung tau tolo pun, menjelaskan apa maksud dari anaknya itu.
            Bahwa sanya I Lapung tau tolo, ingin menikah, mendengar hal itu, Ibu I Lapung tau tolo pun, bingung. Bagaimana menikahkan anaknya itu  untuk menafkahi  dirinya sendiri saja tidak bisa, tak apalagi untuk menafkahi orang lain. Ayah I Lapung tau Tolo pun, memberi  usul kepada istrinya, bagaimana kalau kita memberi tahu anak kita, kalau dia ingin di nikahkan dia terlebih dulu harus menjual gentong untuk di jadikan uang pinangan. Mendengar hal itu, I Lapung tau tolo pun, dengan gembira mengiakan apa pinta Orang tuanya itu. Ke esokan harinya I Lapung tau tolo  pun, pergi menjual gentong dengan cara di pikul, dalam perjalanan I Lapung tau tolo, menghitung keuntungan yang akan dia dapatkan dari menjual gentog yang di bawanya itu, karena keasikan menghitung, I Lapung tau tolo pun, jatu terpeleset dan semuah gentong yang di bawanya itu pecah.
  Dengan sedih I Lapung tau tolo pun pulang dan menjelaskan kejadian yang di alaminya. Mendengar hal itu, Ibu dan  Ayah I Lapung tau tolo pun, menyurh anaknya itu untuk pergi mencari Kerbau kecil  untuk di peliharanya. I Lapung tau tolo pun, pergi  mencari kerbau yang di surukan itu, dalam perjalanan, I Lapung tau tolo mendengar anak kecil sedang bermain Kerbau-kerbauan bersama teman-temannya. I Lapung tau tolo pun singga dan bertanya kamu sedang main apa?  Anak kecil itu pun menjawab kami sedang bermain kerbau-kerbau an, kerbau yang di maksud anak itu, (adalah tikus yang sedang di aduh). Karena pada dasarnya orang bodoh, I Lapung tau tolo pun, meminta anak itu agar mau menjual kerbau-kerbau annya itu, dengan harga satu ekor kerbau kecil yang di suru kan orang tuanya. Anak kecil itu pun dengan gembira memberikan semuah kerbau-kerbau annya itu, kepada I Lapung tau tolo.
            Dengan gembira I Lapung tau tolo pun, pulang membawa kerbau nya itu dan menaronya di loteng rumah, ketika Ibu dan Ayah, I Lapung tau tolo pulang kerumah, Ibu dan Ayah I Lapung tau tolo pun, bertanya di mana kerbau kamu? I Lapung tau tolo pun menjawab ada kerbau Saya sedang makan, Ayah dan Ibu I Lapung pun, bertanya dimana? tu di atas loteng rumah. Mendengar perkataan anaknya itu, Ayah dan Ibu I Lapung tau tolo pun, heran mendengarnya dan memastikan kerbau yang dimaksud anaknya itu, Ibu I Lapung tau tolo pun naik keloteng  kaget melihat kerbau yang dimaksud anaknya itu, yang ternyata hanya delapan ekor tikus besar yang sedang memakan jagung.
            Karena tidak tega Ayah dan Ibu, I Lapung tau tolo pun menikahkan anaknya itu dengan seorang wanita bisu yang tidak jauh dari rumah tempat dimana I Lapung tau tolo tinggal. Siang harinya I Lapung tau tolo menikah, malam harinya Istri I Lapung tauu tolo pun meninggal, sunggu naas hidup seorang I Lapung tau tolo, karena tidak menerima Istrinya meninggal I Lapung tau tolo meninggal, dia pun menyimpan jasad Istrinya  di atas loteng  rumah nya. Ke esokan harinya Ibu dan Ayah I Lapung tau tolo bertanya di mana Istri mu, I Lapung tau tolo pun menjawab di masi tidur. Ke esokan harinya lagi Orang tuah I Lapung tau tolo pun, bertanya dimana Istri mu, jawaban I Lapung tau tolo pun, masi sama seperti ketika di tanya pada hari sebelumnya. Pada malam harinya Ibu I Lapung tau tolo pun mencium bau tidak sedap dari atas loteng rumah nya dan bertanya kepada I Lapung tau tolo apakah yang kamu simpan di atas Loteng rumah. Karena penasaran Ibu I Lapung tau tolo pun, naik keatas loteng untuk memastikannya, Ibu I Lapung tau tolo kaget ketika  mendapati menantunya telah terbujur kaku. Ibu dan Ayah I Lapung tau tolo pun, memutuskan untuk mengubur mayat menantunya pada malam itu juga.
             Ke esokan harinya I Lapung tau tolo pun, mencium bau tidak sedap yang berasal dari kedua orang tuanya yang sedang kentut. I Lapung tau tolo pun, mengubur kedua orang tuanya karena bauh, sama halnya dengan istrin I Lapung tau tolo yang di kubur karena bauh yang di cium oleh kedua orang tuanya. Setelah mengubur kedua orang tuanya, I Lapung tau tolo pun, kentut dan memutuskan untuk mengubur dirinya sendiri.
 

Senin, 25 Oktober 2010

Sekilas tentang Cerita Rakyat

 Cerita Rakyat tidak selamanya Dusta. Ia tidak selamanya berfungsi hiburan, sebagaimana orang banyak mengenalnya. Meski, kisah-kisahnya kadang kala tidak masuk akal tapi, ia sesungguhnya membawa tamsil dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
 Amat banyak yang dapat kita pelajari dari sana. Dan tokoh-tokohnya,bukan hanya sebuah pelengkap dari bingkai cerita yang di turunkan secara lisan. Mereka memang,tokoh-tokoh fantastis. Karena asalnya tidak dari fakta historis. Mereka adalah figur-figur karir dalam cerita fiksi masa lalu, yang kehadirannya membawa misi sesungguhnya.